KOLEKSI BUKU

Halaman

Minggu, 24 September 2023

Modul 3.1.a.8 Koneksi Antar Materi Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Modul 3.1.a.8 Koneksi Antar Materi

Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

Septian Saepul Rohman, Calon Guru Penggerak Angkatan 8

SD Negeri Neglasari  Kabupaten Bogor  Provinsi Jawa Barat

 

 

Berikut ini saya akan mencoba memaparkan sebuah tulisan yang memaparkan pengetahuan yang saya peroleh serta pengalaman belajar saya selama  melewati tahapan-tahapan pembelajaran  dengan membuat sebuah  kesimpulan, berefleksi mengaitkan materi-materi yang sudah dipelajari, baik di dalam modul 3.1. ataupun kaitannya dengan materi di modul lain.

 

Dalam  Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.8 terkait Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran saya dipandu dengan beberapa pertanyaan pemantik agar kesimpulan dan refleksi yang saya lakukan dapat lebih bermakna.

 Berikut adalah beberapa pertanyaan pemandu dalam mengaitkan koneksi antar materi 3.1 ini:

1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Kita memahami bahwa Filosofi Pratap Triloka terdiri dari tiga semboyan yaitu ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Semboyan tersebut memiliki arti di depan memberi teladan, di tengah memberi motivasi dan di belakang memberikan dukungan. Konsep filosofis ini menjadi panduan dalam melaksanakan proses pembelajaran kepada murid di sekolah oleh guru. Kaitannya dengan pengambilan keputusan jelas sekali bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran guru harus senantiasa memberikan keteladanan dengan salah satunya adalah dalam proses pengambilan keputusan yang harus memberikan dampak positif bagi semua orang.  Selain memberikan keteladanan seorang  guru juga harus berupaya memnfasilitasi pembelajaran murid lebih bermakna seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan  guru harus mendorong dengan memotivasi murid agar berprestasi dalam proses pembelajarannya. 

Salah satu pandangan Ki Hajar Dewantara yang memiliki relevansi dengan pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran adalah Pendidikan untuk Semua. Dalam hal ini Ki Hajar Dewantara mendorong pendidikan  tanpa memandang latar belakang atau status sosial, semua orang berhak mendapatkan pendidikan. Dalam konteks pengambilan keputusan, seorang pemimpin pembelajaran diharapkan agar dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil harus berpihak pada semua murid tanpa adanya diskriminasi dengan prinsip keadilan.

 

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

 

 

Dalam pengambilan keputusan kita harus mengacu pada nilai-nilai kebajikan yang kita yakini sebagai pembentuk karakter siswa kita di sekolah. Oleh karena itu seorang  guru seyogyanya memiliki nilai-nilai kebajikan yang terintrenalisasi dalam dirinya.  Dengan demikian akan berpengaruh kepada diri seorang  guru dalam mencptakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukannya.

Nilai-nilai kebajikan itu diantaranya seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut akan menjadi prinsip dan yang akan mempengaruhi seorang guru dalam mengambil sebuah keputusan  dari dua pilihan yang  berada pada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita untuk benar-benar mempertimbangkannya secara baik dan  seksama untuk mengambil keputusan yang benar.

Ketika telah mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat maka itu adalah hasil dari nilai-nilai positif yang menjadi acuan dalam dirinya untuk mengambil sebuah keputusan dengan permasalahan yang kompleks.

3.         Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut?

 

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pengajar praktik dan fasilitator membantu saya dalam mengelaborasi pemahaman tentang bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat. Dalam proses tersebut saya diberikan pengalaman belajar untuk mengevaluasi sebuah keputusan yang diambil apakah sudah sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang diyakini atau belum. Karena bagaimanapun sebuah keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin harus menerima konsekuensi yang akan diterima dengan berbagai macam pertimbangan untuk dapat dipertanggungjawabkan. Keputusan yang diambil telah efektif karena sudah melakukannya melalui tahap 9 pengambilan keputusan,

4.    Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dalam pendidikan seringkali mengembalikan perhatian kepada nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. Dalam konteks pendidikan, pendidik memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa dan mengajarkan nilai-nilai yang baik. Ketika muncul masalah moral atau etika, studi kasus dapat membantu mendekatkan pemahaman dan tindakan pendidik dengan nilai-nilai yang seharusnya dianut. Dengan belajar memahami  studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat memicu pendidik untuk merenungkan nilai-nilai pribadi yang mereka anut. Mereka dapat mempertimbangkan apakah tindakan mereka konsisten dengan nilai-nilai ini atau tidak.

5.    Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

 

Pengambilan keputusan yang tepat dalam lingkungan  memiliki dampak yang signifikan terhadap terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman di sekolah. Keputusan yang tepat membantu menciptakan budaya sekolah yang positif. Ketika siswa, guru, dan staf sekolah melihat bahwa keputusan-keputusan dibuat dengan hati-hati dan berdasarkan pada nilai-nilai yang baik, maka akan lebih cenderung merasa dihargai dan terdorong untuk berperilaku dengan baik. Sehingga dengan merasa puasnya keputusan yang diambil dan dirasakan dampak positif oleh seluruh warga sekolah maka akan tercipata lingkungan yang positif, aman dan nyaman di sekolah.

6.    Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang ada dalam pengambilan keputusan di lingkungan saya dari hasil pengamatan saya adalah terkait dengan kepuasan atau tidaknya yang dapat diterima oleh seluruh warga sekolah karena dengan kepentingan diri sendiri.  Sehingga dengan mempelajari dari paradigma berpikir dari seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan perlu terus dilatih dan diupayakan sehingga setiap keputusan yang kita ambil harus tepat dan bijak berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma. Dengan landasan tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya.

7.    Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan dalam konteks pengajaran sangat berpengaruh pada apakah pengajaran tersebut memerdekakan murid-murid kita atau tidak. Keputusan-keputusan yang diambil oleh pendidik memiliki dampak yang signifikan pada pengalaman belajar siswa. Misalnya dalam Pengambilan keputusan dalam pemilihan kurikulum dan materi ajar harus memperhatikan beragam potensi dan minat murid. Guru perlu memilih sumber daya yang dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar dan tingkat kemampuan. Ini memungkinkan murid untuk memiliki pengalaman pembelajaran yang lebih relevan dan menarik.

Dalam memutuskan pembelajaran yang tepat sesuai dengan potensi murid yang beragam guru harus mengambil sebuah keputusan dengan merencanakan strategi atau metode metode pengajaran yang cocok dengan kebutuhan murid. Sehingga semua siswa, kebutuhan belajarnya dapat terpenuhi.

8.    Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk masa depan dan kehidupan murid-muridnya melalui pengambilan keputusan yang bijak dan efektif. Keputusan tentang bagaimana materi diajarkan dan bagaimana siswa dievaluasi dapat memengaruhi pemahaman dan penyerapan materi oleh siswa. Pengajaran yang efektif dan inspiratif dapat membantu siswa mengembangkan minat dalam belajar dan memotivasi mereka untuk mencapai prestasi lebih tinggi.

9.    Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang saya peroleh dari pembelajaran materi ini dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu kemampuan yang perlu  dimiiki oleh guru sebagai pendidik.  Sebagai seorang guru dalam pengambilan keputusan harus berlandaskan pada konsep filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Hal ini karena setiap keputusan yang diambil akan harus berpihak pada murid dan kebermanfataannya untuk murid. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang dapat berpihak paa murid dan berdampak positif untuk kemajuan sekolah arahanya pada pengkondisian budaya positif di sekolah dengan menggunakan alur Bagja. Dalam pengambilan keputusan tersebut akan menemui sebuah kondisi permasalahan yang bersifat dilema etika dan bujukan moral.

Agar keputusan kita efektif dan berdampak positif diperlukan kemampuan untuk pengambilan keputusan dengan menggunakan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga langkah yang diambil selalu berpihak kepada murid.

10.     Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari pada modul 3.1 ini adalah pemahaman tentang perbedaan antara dilema etika dan bujuk moral. Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Sedangkan bujukan moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah. Kemudian saya juga memahami bahwa dalam pengambilan keputusan terdapat 4 paradigma dilema etika yang dapat digunakan yaitu paradigma individu lawan masyarakat, paradigma rasa keadilan lawan rasa kasihan, paradigma kebenaran lawan kesetiaan, dan paradigma jangka pendek lawan jangka panjang.

Sementara itu, untuk pengambilan keputusan diperlukan prinsip-prinsip yang melandasinya. Terdapat tiga prinsip yang akan membantu dalam menghadapi sejumlah pilihan yang penuh dengan tantangan dalam pengambilan keputusan, yakni  Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).

Selanjutnya, segala keputusan yang diambil haruslah tepat, arif, dan bijaksana. Maka sebagai seorang pemimpin pembelajaran membutuhkan pengujian yang selaras dengan prinsip dasar pengambilan keputusan yang etis. Terdapat sembilan langkah untuk menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang terkadang menggiring kita ke dalam situasi dan nilai yang bertentangan. Kesembilan langkah tersebut adalah: Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini, Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, pengujian benar atau salah yang terdiri dari  uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola.

Pengujian Paradigma Benar lawan Benar, melakukan Prinsip Resolusi, Investigasi Opsi Trilema, Buat Keputusan dan yang terakhir lihat lagi keputusan dan refleksikan.

 

11.     Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

 

 

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil  keputusan dengan situasi dilema etika, namun yang saya lakukan berdasarkan pada pertimbangan konsekuensi dari keputusan yang diambil. Kemudian di dalam proses pengambilan tersebut selalu meminta pendapat kepada pihak lain yang dapat memberikan ide/gagasan untuk menyelesaikan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Adapun perbedaan yang saya rasakan dari mempelajari modul ini dengan membandingkan sebelum dan sesudah saya mempelajari materi ini, menambah pengetahuan saya untuk dapat menggunakan langkah-langkah tertentu  sebelum mengambil sebuah keputusan pada kondisi dilema etika.

12.     Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Perubahan yang terjadi setelah mempelajari modul ini mengubah cara berpikir saya dan pertimbangan yang harus dilakukan ketika mau mengambil sebuah keputusan, terutama keputusan yang bersifat dilema etika.  Dalam modul ini saya mempelajari  terdapat 4 paradigma dilema etika yaitu: individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) yang semuanya didasari atas 3 prinsip dan 9 langkah.

13.     Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting sekali. Karena dalam dunia pendidikan terutama guru yang melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik akan banyak menemui permasalahan yang terkair dengan dilema etika. Hal ini karena seorang guru harus mampu dalam setiap kebijakannya berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan yang dianutnya sehingga tercipta sebuah keputusan yang dapat berpihak pada murid dan dampak dari keputusan tersebut dapat dirasakan oleh seluruh warga sekolah. 

Modul 3.1.a.8 Koneksi Antar Materi Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Septian Saepul Rohman, Calon Guru Penggerak Angkatan 8 SD Negeri Neglasari Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat Berikut ini saya akan mencoba memaparkan sebuah tulisan yang memaparkan pengetahuan yang saya peroleh serta pengalaman belajar saya selama melewati tahapan-tahapan pembelajaran dengan membuat sebuah kesimpulan, berefleksi mengaitkan materi-materi yang sudah dipelajari, baik di dalam modul 3.1. ataupun kaitannya dengan materi di modul lain. Dalam Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.8 terkait Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran saya dipandu dengan beberapa pertanyaan pemantik agar kesimpulan dan refleksi yang saya lakukan dapat lebih bermakna. Berikut adalah beberapa pertanyaan pemandu dalam mengaitkan koneksi antar materi 3.1 ini: 1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil? Kita memahami bahwa Filosofi Pratap Triloka terdiri dari tiga semboyan yaitu ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Semboyan tersebut memiliki arti di depan memberi teladan, di tengah memberi motivasi dan di belakang memberikan dukungan. Konsep filosofis ini menjadi panduan dalam melaksanakan proses pembelajaran kepada murid di sekolah oleh guru. Kaitannya dengan pengambilan keputusan jelas sekali bahwa sebagai seorang pemimpin pembelajaran guru harus senantiasa memberikan keteladanan dengan salah satunya adalah dalam proses pengambilan keputusan yang harus memberikan dampak positif bagi semua orang. Selain memberikan keteladanan seorang guru juga harus berupaya memnfasilitasi pembelajaran murid lebih bermakna seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan guru harus mendorong dengan memotivasi murid agar berprestasi dalam proses pembelajarannya. Salah satu pandangan Ki Hajar Dewantara yang memiliki relevansi dengan pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran adalah Pendidikan untuk Semua. Dalam hal ini Ki Hajar Dewantara mendorong pendidikan tanpa memandang latar belakang atau status sosial, semua orang berhak mendapatkan pendidikan. Dalam konteks pengambilan keputusan, seorang pemimpin pembelajaran diharapkan agar dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil harus berpihak pada semua murid tanpa adanya diskriminasi dengan prinsip keadilan. 2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? Dalam pengambilan keputusan kita harus mengacu pada nilai-nilai kebajikan yang kita yakini sebagai pembentuk karakter siswa kita di sekolah. Oleh karena itu seorang guru seyogyanya memiliki nilai-nilai kebajikan yang terintrenalisasi dalam dirinya. Dengan demikian akan berpengaruh keModul 3.1.a.8 Koneksi Antar Materi Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaranpada diri seorang guru dalam mencptakan sebuah proses pembelajaran yang dilakukannya. Nilai-nilai kebajikan itu diantaranya seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut akan menjadi prinsip dan yang akan mempengaruhi seorang guru dalam mengambil sebuah keputusan dari dua pilihan yang berada pada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita untuk benar-benar mempertimbangkannya secara baik dan seksama untuk mengambil keputusan yang benar. Ketika telah mampu mengambil sebuah keputusan yang tepat maka itu adalah hasil dari nilai-nilai positif yang menjadi acuan dalam dirinya untuk mengambil sebuah keputusan dengan permasalahan yang kompleks. 3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pengajar praktik dan fasilitator membantu saya dalam mengelaborasi pemahaman tentang bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat. Dalam proses tersebut saya diberikan pengalaman belajar untuk mengevaluasi sebuah keputusan yang diambil apakah sudah sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang diyakini atau belum. Karena bagaimanapun sebuah keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin harus menerima konsekuensi yang akan diterima dengan berbagai macam pertimbangan untuk dapat dipertanggungjawabkan. Keputusan yang diambil telah efektif karena sudah melakukannya melalui tahap 9 pengambilan keputusan, 4. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? Studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dalam pendidikan seringkali mengembalikan perhatian kepada nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. Dalam konteks pendidikan, pendidik memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa dan mengajarkan nilai-nilai yang baik. Ketika muncul masalah moral atau etika, studi kasus dapat membantu mendekatkan pemahaman dan tindakan pendidik dengan nilai-nilai yang seharusnya dianut. Dengan belajar memahami studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat memicu pendidik untuk merenungkan nilai-nilai pribadi yang mereka anut. Mereka dapat mempertimbangkan apakah tindakan mereka konsisten dengan nilai-nilai ini atau tidak. 5. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman? Pengambilan keputusan yang tepat dalam lingkungan memiliki dampak yang signifikan terhadap terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman di sekolah. Keputusan yang tepat membantu menciptakan budaya sekolah yang positif. Ketika siswa, guru, dan staf sekolah melihat bahwa keputusan-keputusan dibuat dengan hati-hati dan berdasarkan pada nilai-nilai yang baik, maka akan lebih cenderung merasa dihargai dan terdorong untuk berperilaku dengan baik. Sehingga dengan merasa puasnya keputusan yang diambil dan dirasakan dampak positif oleh seluruh warga sekolah maka akan tercipata lingkungan yang positif, aman dan nyaman di sekolah. 6. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? Tantangan yang ada dalam pengambilan keputusan di lingkungan saya dari hasil pengamatan saya adalah terkait dengan kepuasan atau tidaknya yang dapat diterima oleh seluruh warga sekolah karena dengan kepentingan diri sendiri. Sehingga dengan mempelajari dari paradigma berpikir dari seorang pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan perlu terus dilatih dan diupayakan sehingga setiap keputusan yang kita ambil harus tepat dan bijak berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma. Dengan landasan tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya. 7. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? Pengambilan keputusan dalam konteks pengajaran sangat berpengaruh pada apakah pengajaran tersebut memerdekakan murid-murid kita atau tidak. Keputusan-keputusan yang diambil oleh pendidik memiliki dampak yang signifikan pada pengalaman belajar siswa. Misalnya dalam Pengambilan keputusan dalam pemilihan kurikulum dan materi ajar harus memperhatikan beragam potensi dan minat murid. Guru perlu memilih sumber daya yang dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar dan tingkat kemampuan. Ini memungkinkan murid untuk memiliki pengalaman pembelajaran yang lebih relevan dan menarik. Dalam memutuskan pembelajaran yang tepat sesuai dengan potensi murid yang beragam guru harus mengambil sebuah keputusan dengan merencanakan strategi atau metode metode pengajaran yang cocok dengan kebutuhan murid. Sehingga semua siswa, kebutuhan belajarnya dapat terpenuhi. 8. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? Seorang pemimpin pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk masa depan dan kehidupan murid-muridnya melalui pengambilan keputusan yang bijak dan efektif. Keputusan tentang bagaimana materi diajarkan dan bagaimana siswa dievaluasi dapat memengaruhi pemahaman dan penyerapan materi oleh siswa. Pengajaran yang efektif dan inspiratif dapat membantu siswa mengembangkan minat dalam belajar dan memotivasi mereka untuk mencapai prestasi lebih tinggi. 9. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? Kesimpulan akhir yang saya peroleh dari pembelajaran materi ini dan keterkaitannya dengan modul sebelumnya bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu kemampuan yang perlu dimiiki oleh guru sebagai pendidik. Sebagai seorang guru dalam pengambilan keputusan harus berlandaskan pada konsep filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Hal ini karena setiap keputusan yang diambil akan harus berpihak pada murid dan kebermanfataannya untuk murid. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang dapat berpihak paa murid dan berdampak positif untuk kemajuan sekolah arahanya pada pengkondisian budaya positif di sekolah dengan menggunakan alur Bagja. Dalam pengambilan keputusan tersebut akan menemui sebuah kondisi permasalahan yang bersifat dilema etika dan bujukan moral. Agar keputusan kita efektif dan berdampak positif diperlukan kemampuan untuk pengambilan keputusan dengan menggunakan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan, sehingga langkah yang diambil selalu berpihak kepada murid. 10. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? Pemahaman saya terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari pada modul 3.1 ini adalah pemahaman tentang perbedaan antara dilema etika dan bujuk moral. Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Sedangkan bujukan moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah. Kemudian saya juga memahami bahwa dalam pengambilan keputusan terdapat 4 paradigma dilema etika yang dapat digunakan yaitu paradigma individu lawan masyarakat, paradigma rasa keadilan lawan rasa kasihan, paradigma kebenaran lawan kesetiaan, dan paradigma jangka pendek lawan jangka panjang. Sementara itu, untuk pengambilan keputusan diperlukan prinsip-prinsip yang melandasinya. Terdapat tiga prinsip yang akan membantu dalam menghadapi sejumlah pilihan yang penuh dengan tantangan dalam pengambilan keputusan, yakni Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Selanjutnya, segala keputusan yang diambil haruslah tepat, arif, dan bijaksana. Maka sebagai seorang pemimpin pembelajaran membutuhkan pengujian yang selaras dengan prinsip dasar pengambilan keputusan yang etis. Terdapat sembilan langkah untuk menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang terkadang menggiring kita ke dalam situasi dan nilai yang bertentangan. Kesembilan langkah tersebut adalah: Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini, Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, pengujian benar atau salah yang terdiri dari uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan koran, dan uji panutan/idola. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar, melakukan Prinsip Resolusi, Investigasi Opsi Trilema, Buat Keputusan dan yang terakhir lihat lagi keputusan dan refleksikan. 11. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? Sebelum mempelajari modul ini saya pernah mengambil keputusan dengan situasi dilema etika, namun yang saya lakukan berdasarkan pada pertimbangan konsekuensi dari keputusan yang diambil. Kemudian di dalam proses pengambilan tersebut selalu meminta pendapat kepada pihak lain yang dapat memberikan ide/gagasan untuk menyelesaikan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Adapun perbedaan yang saya rasakan dari mempelajari modul ini dengan membandingkan sebelum dan sesudah saya mempelajari materi ini, menambah pengetahuan saya untuk dapat menggunakan langkah-langkah tertentu sebelum mengambil sebuah keputusan pada kondisi dilema etika. 12. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? Perubahan yang terjadi setelah mempelajari modul ini mengubah cara berpikir saya dan pertimbangan yang harus dilakukan ketika mau mengambil sebuah keputusan, terutama keputusan yang bersifat dilema etika. Dalam modul ini saya mempelajari terdapat 4 paradigma dilema etika yaitu: individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) yang semuanya didasari atas 3 prinsip dan 9 langkah. 13. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? Sangat penting sekali. Karena dalam dunia pendidikan terutama guru yang melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik akan banyak menemui permasalahan yang terkair dengan dilema etika. Hal ini karena seorang guru harus mampu dalam setiap kebijakannya berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan yang dianutnya sehingga tercipta sebuah keputusan yang dapat berpihak pada murid dan dampak dari keputusan tersebut dapat dirasakan oleh seluruh warga sekolah.