JURNAL
REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.1
Disusun oleh
Septian Saepul Rohman, S.Pd.SD
Calon Guru Penggerak Angkatan
8 Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat
Elemen
kunci dalam pengembangan
keprofesian mendorong guru untuk
mengaitkan teori dan praktik, serta menumbuhkan keterampilan dalam mengevaluasi
sebuah topik secara kritis (Bain dkk, 1999). Untuk dapat menghasilkan evaluasi
yang memiliki nilai validitas maka kegiatan refleksi merupakan kunci utamanya.
Dalam
melakukan kegiatan refleksi kita harus menenangkan diri karena refleksi dapat
diibaratkan seperti bercermin di air. Pantulan baru dapat terlihat jelas jika
permukaan air tenang dan jernih. Ketika kondisi hati masih berkecamuk,
sebaiknya kita menunggu dan mengendapkan pengalaman agar dapat berefleksi
dengan mendalam.
Saat
ini saya akan mencoba menuliskan sebuah refleksi dari pengalaman yang telah
dilalui selama dua minggu dalam keikutsertaan saya dalam program pendidikan
guru penggerak selama mempelajari modul
1.1 tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Model
yang saya gunakan dalam menulis refleksi ini menggunakan
4F (Facts, Feelings, Findings,
Future) yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway.
4F dapat dipahami menjadi
4P yakni
Peristiwa, Perasaan, Pembelajaran dan Penerapan.
1.
Facts (Peristiwa)
Pada
tanggal 10 Mei 2023 pembukaan kegiatan
program pendidikan guru penggerak
angkatan 8 telah dimulai. Pembukaan di hadiri oleh Kemendikbudristek
yaitu Bapak Nadiem Makarim,B.A.,M.B.A. namun karena berhalangan hadir
digantikan oleh Prof.Dr. Nunuk Suryani, M.Pd
dan Dr. Praptono, M.Ed Direktur
Kepala Sekolah Pengawas dan Tenaga Kependidikan. Kegiatan dilaksanakan secara
daring melaui media aplikasi zoom yang diikuti oleh Calon Guru Penggerak Angkatan 8 seluruh Indonesia.
Setelah pembukaan, kegiatan
belum selesai namun dilanjutkan dengan pengarahan dan bimbingan teknis oleh
masing-masing BBGP Provinsi. Dalam
pengarahan tersebut peserta diberikan pembekalan mulai dari jadwal pelaksanaan
kegiatan dan juga teknis dalam penggunaan LMS sebagai sarana belajar CGP agar
tidak mengalami kendala dalam pelaksanaannya nanti. Kegiatan pengarahan ini selesai tepat pukul
16.00 WIB.
Pada hari Jumat sehari sebelum
pelaksanaan Lokakarya Orientasi , kami CGP Angkatan 8 diundang kembali untuk
melaksanakan pertemuan secara daring bersama fasilitator dan admin kelas yang
akan membantu pelaksanaan dalam program PGP ini melalui gmeet. Namun dalam pelaksanaan pembekalan kali ini saya tidak
dapat mengikutinya sampai selesai karena adanya kegiatan lain yaitu diklat
terkait kurikulum merdeka yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan Kabupaten
Bogor. Namun walaupun ada 2 agenda di hari itu saya berusaha agar tidak
ketinggalan dalam materi yang diberikan oleh narasumber.
Tibalah kami para CGP angkatan 8
dari Kabupaten Bogor untuk melaksanakan Loka karya orientasi yang dilaksanakan
secara luring bertempat di SD Pajeleran 01 Kecamatan Cibinong. Kegiatan ini dimulai dari pukul 08.00 s.d
15.30 WIB. Kegiatan orientasi dibuka
oleh Kepala BBGP Provinsi Jawa Barat dan Kepala Bidang GTK
Dinas Pendidikan Kab. Bogor. Pada kegiatan orientasi ini dihadiri oleh
para Kepala Sekolah CGP dan beberapa pengawas yang diundang dalam pelaksanaan
kegiatan ini.
Setelah
pembukaan kegiatan orientasi dilanjutkan dengan pemberian materi oleh pengajar
praktik. Pada kegiatan ini kami diberikan wawasan tentang program pendidikan
guru penggerak dan memberikan kesempatan kepada kami para CGP untuk menggali
kemampuan diri yang sudah dimiliki untuk mengikuti program pendidikan guru penggerak. Kami juga
diberikan arahan dan ditugaskan untuk menuliskan harapan dan tantangan yang
akan dihadapi dalam mengikuti program pendidikan guru penggerak ini. Dalam
pelaksanaannya kami dibimbing dengan baik oleh para Para Pengajar Praktik sehingga
kegiatan tidak terasa membosankan.
Setelah kegiatan orientasi ini tibalah waktunya kami untuk
bergelut dengan agenda dan kegiatan yang ada pada LMS. Agenda pertama adalah
mempelajari modul 1.1. tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara dimulai dari bagaimana kami para CGP mulai
dari diri melakukan refleksi terkait dengan pengetahuan awal kita berkaitan
dengan filosofis Ki Hajar Dewantara.
Selama mempelajari modul ini kami dibimbing dan dipandu oleh fasilitator
Ibu Dewi Puspa Sari dalam melakukan refleksi mulai dari diri, eksplorasi konsep
dan ruang kolaborasi.
Setelah selesai pada kegiatan ruang kolaborasi agenda berikutnya
adalah elaborasi pemahaman pada tanggal 25
Mei 2023 bersama instruktur. Instruktur yang membersamai kami pada
kegiatan elaborasi ini adalah Ibu Nelis Dian Dahliani, S.Pd., MM. Pada kegiatan
ini saya diberikan pemahaman kembali dengan lebih mengelaborasi pemikiran Ki
Hajar Dewantara dan bagaimana mengimplementasikannya di sekolah. Pada kegiatan
elaborasi ini kami para CGP angkatan 8 diberikan kesempatan untuk bertanya tentang Ki Hajar Dewantara ini.
Namun karena keterbatasan waktu tidak semua pertanyaan bisa dielaborasi bersama
instruktur.
2. Feelings (Perasaan)
Dua minggu telah saya lewati
dalam melaksanakan kegiatan PGP angkatan 8 ini. Perasaan yang saya rasakan
dalam diri saya selama mengikuti proses ini mulai dari senang, bangga khawatir
dan takut telah menghampiri saya. Namun
hal ini tidak menjadi sesuatu hambatan atau menjadikan saya untuk menyerah
dalam mengikuti proses ini. Tetapi akan coba saya internalisasi menjadi sebuah
tantangan sehingga dapat memberikan motivasi dan konsisten dalam melaksanakan
seluruh rangkaian aktivitas yang saya lalui.
Bukanlah sesuatu yang menarik
untuk saya sampaikan, bahwa memang
sebuah fakta semua orang punya tugas dan aktivitas yang harus diprioritaskan
sebagai sebuah bentuk tanggung jawab. Sehingga selama saya berada pada jam
aktif di sekolah saya berusaha untuk tidak mengerjakan terlebih dahulu
tugas-tugas CGP ini. Sehingga timbul rasa khawatir tertinggal akan tugas yang
harus dikerjakan. Namun dengan kegiatan ini saya melatih disiplin saya dalam
penggunaan waktu agar lebih efektif dan lebih menghargai waktu untuk sesuatu
yang lebih produktif.
Perasaan yang membuat saya senang dan bahagia adalah bisa
belajar bersama komunitas dan guru-guru hebat. Dalam kegiatan ini menjadikan
saya lebih dewasa dalam hal menyikapi perbedaan pendapat dalam sebuah argumen
ruang diskusi. Keragaman pendapat tentang pemahaman Ki Hajar Dewantara menjadi
sebuah pengetahuan baru untuk dapat diimplementasikan menjadi sebuah konsep dan
program yang bisa diwujudkan. Pemahaman
tentang Ki Hajar Dewantara ini membuat saya tersadarkan untuk selalu melakukan
refleksi setiap pembelajaran yang saya lakukan. Hal inilah yang membuat
perasaan saya yang asalnya khawatir dan takut tetapi menjadi sumber daya yang
harus saya upayakan untuk mengelola perasaan ini kepada hal yang positif.
Sehingga berdampak pada sebuah produktivitas yang menghasilkan sebuah karya yang
bisa berdampak untuk kemajuan murid saya di kelas dan rekan guru di sekolah
yang menjadi mitra dalam mengembangkan pendidikan di sekolah tempat saya
mengajar.
3.
Findings (Pembelajaran)
Pembelajaran yang saya peroleh
dalam mempelajari modul 1.1 tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah menjadi
lebih paham tentang tujuan pendidikan.
Menurut beliau tujuan pendidikan adalah
menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat. Dari pengertian ini membuat saya menemukan beberapa
konsep tentang pembelajaran. Saya
memahami pembelajaran itu fokus tentang perkembangan murid, pembelajaran yang
berpihak pada murid dan kebermanfaatan untuk masa depannya sehingga mereka ketika
dewasa kelak menjadi individu yang bermanfaat.
Dari hasil refleksi
proses pembelajaran yang saya lakukan masih cenderung berpusat kepada guru. Sehingga
keaktifan siswa di kelas masih kurang dan membuat pemahaman siswa terkait
materi yang saya sampaikan tidak seutuhnya mereka pahami dengan baik. Dengan
mempelajari modul ini saya banyak belajar dan terinspirasi tentang pemikiran Ki
Hajar Dewantara untuk dapat memperbaiki proses pembelajaran yang
telah saya lakukan.
Dengan mempelajari modul ini timbul sebuah ide atau gagasan untuk merancang pembelajaran yang
menyenangkan dengan media dan sumber belajar yang menarik serta menghargai keragaman karakteristik yang
dimiliki oleh semua murid dengan memperhatikan kodrat alam dan kodrat
zaman. Berubah dari berpusat pada guru
menjadi berpusat pada murid dengan membiasakan murid critical thinking (berpikir kritis),
creativity (kreatif), collaboration (kolaborasi), dan communication
(komunikasi).
- Future
(Penerapan)
Sebagai implementasi
saya terhadap pemahaman Ki Hajar
Dewantara, saya melakukan aksi nyata
dengan membuat dan merancang strategi pembelajaran yang berpihak pada murid dan
penggunaan media dan sumber belajar yang menarik dan relevansi dengan kodrat
zaman.
Dalam
melakukan aksi nyata beberapa tahapan
yang saya lalui adalah sebagai berikut :
Tahap
perencanaan
Tahap perencanaan dimulai dari menyiapkan perangkat pembelajaran
berupa RPP yang akan digunakan pada saat
proses pembelajaran dan mempersiapkan
media dan sumber belajar yang akan digunakan. Dalam tahap perencanaan ini juga
saya sehari sebelumnya menginstruksikan kepada siswa untuk mengunduh aplikasi
yang akan digunakan pada saat pembelajaran sehingga ketika proses pelaksanaan
tidak terkendala. Aplikasi yang saya
gunakan diantaranya Quiziz paper mode dan
Augmented Reality untuk memvisualisasikan materi dengan baik. Aplikasi quiziz saya gunakan agar membuat siswa termotivasi untuk mencapai
hasil terbaik sehingga mereka dapat
melihat perkembangan mereka dan menciptakan suasana kompetitif yang sehat.
Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang saya lakukan
dibagi kedalam tiga tahapan kegiatan. Tahapan pertama kegiatan awal dimana aspek penting dalam kegiatan ini pembelajaran
diawali dengan berdoa untuk menanamkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai hal ini dilakukan agar siswa mengetahui apa yang
akan mereka capai sehingga mereka merasa lebih termotivasi untuk mengambil
bagian dalam pembelajaran secara aktif dan bekerja keras untuk mencapai tujuan
tersebut.
Pada tahap kegiatan Inti saya membagi siswa kedalam beberapa
kelompok sehingga pembelajaran yang saya lakukan menggunakan pendekatan
kolaboratif. Metode ini memiliki tujuan agar setiap anggota kelompok memiliki
peran dan tanggung jawab yang aktif dalam proses pembelajaran. Mereka akan
dapat berbagi pengetahuan, pengalaman,
dan pendapat mereka untuk mencapai pemahaman yang lebih baik pelaksanaan
diskusi yang dilakukan.
Agar pelaksanaan kegiatan inti terutama dalam kegiatan diskusi
dalam kelompok berjalan baik saya menggunakan LKPD. Hal ini saya lakukan sebagai sarana untuk
mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran. Selain itu penggunaan LKPD dapat menumbuhkan minat
peserta didik terhadap pembelajaran melalui diskusi dan pelaksanaan langkah
kerja.
Setelah diskusi kelompok selesai saya memfasilitasi setiap
kelompok perwakilannya untuk dapat mempresentasikan hasil diskusi dan
pengerjaan LKPD nya.
Diakhir pembelajaran saya memberikan penguatan terhadap materi
yang telah dipelajari dan memberikan kesempatan kepada siswa jika ada hal yang
ingin ditanyakan dari materi yang belum dipahaminya. Pembelajaran diakhiri dengan berdoa dan
membiasakan siswa sebelum meninggalkan kelas merapihkan kembali meja dan kursinya.
Hal ini membiasakan mereka bertanggung jawab dan disiplin serta peduli akan kebersihan
lingkungan sekolah.
Jika jam pelajaran telah usai saya melakukan refleksi dan
menganalisis data –data yang diperoleh untuk mengevaluasi pembelajaran yang
telah saya lakukan berupa catatan-catatan kecil dan hasil penilaian formatif
yang saya lakukan.
Dari
semua kegiatan yang saya lakukan tersebut menurut saya sudah memiliki relevansi
dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara diataranya pembelajaran berpihak pada murid
dan penggunaan media dan sumber belajar yang menarik sesuai dengan kodrat zaman
dan lingkungan siswa
0 comments:
Posting Komentar