ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.4
IMPLEMENTASI
BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH
MELALUI KEYAKINAN KELAS DI SD NEGERI NEGLASARI
Disusun
Oleh:
Septian
Saepul Rohman, S.Pd.SD.,Gr
Calon Guru
Penggerak Angkatan 8 SD Negeri Neglasari
Kec. Tanjungsari Kab. Bogor
A. LATAR BELAKANG
Di era saat ini, peserta
didik kita mengalami berbagai perubahan dalam
cara mereka berinteraksi dengan lingkungan, belajar, dan berperilaku. Hal ini
disebabkan oleh berbagai macam faktor diantaranya perkembangan teknologi dengan
akses informasi yang begitu cepatnya serta pola interaksi signifikan pada media
sosial. Faktor-faktor tersebut menjadi
latar belakang kondisi peserta didik kita saat ini mengalami perubahan perilaku yang berbeda sehingga perlu menjadi perhatian para pendidik untuk
bersungguh-sungguh dalam melaksanakan proses pendidikan di sekolah. Berikut ini
adalah penjelasan terkait dengan faktor tersebut:
1.
Perkembangan Teknologi:
Perkembangan
teknologi dan akses mudah ke internet
telah mengubah cara peserta didik kita dalam mendapatkan informasi, berkomunikasi, dan
belajar. Banyak waktu yang mereka habiskan dengan penggunaan perangkat digital, seperti smartphone,
tablet, dan komputer. Hal ini telah berdampak pada perilaku mereka, termasuk
pola tidur yang terganggu akibat waktu layar yang berlebihan dan peningkatan
interaksi melalui platform media sosial sehingga hal ini berpengaruh terhadap
gaya belajar mereka.
2.
Akses Informasi yang Cepat:
Semakin
mudahnya informasi yang diperoleh peserta didik memiliki peluang untuk memperluas
pengetahuannya di luar lingkungan sekolahnya. Namun dalam sisi negatifnya
peserta didik kita berkaitan dengan dampaknya adalah dapat mendorong perilaku yang
malas dalam berusaha dan kurangnya
ketekunan dalam menjalani proses belajar yang lebih utuh dan kompleks. Serta
banyaknya konten dalam informasi tersebut yang bersifat negatif dan ditiru oleh
peserta didik kita yang belum punya keyakinan dalam melakukan kekonsistenan
dalam berperilaku positif.
Dengan berbagai faktor ini,
perilaku peserta didik kita di era saat
ini menjadi semakin kompleks dan beragam. Pendidik, orang tua, dan masyarakat
perlu berkolaborasi dan peduli untuk memahami perubahan ini dan memberikan
proses pendidikan yang tepat agar
peserta didik kita dapat mengembangkan
perilaku yang positif, adaptif, dan mampu mengatasi permasalahan yang
ditemuinya dalam menghadapi tantangan
zaman moderen.
Idealnya sebuah sekolah harus
menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi peserta didik. Hal ini memiliki
relevansi dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yang mengatakan bahwa pembelajaran
itu harus berfokus pada perkembangan murid yang holistik baik itu yang bersifat
kognitif maupun non kognitif.
Hal yang dapat kita mulai lakukan adalah
mengimplementasikan budaya positif di sekolah Budaya positif di sekolah dapat
dibangun dengan membentuk keyakinan kelas dan menerapkan segitiga restitusi. Dengan
budaya positif kita akan mampu mendisiplinkan peserta didik tanpa hukuman dan
pemberian reward bagi peserta didik yang berperilaku seuai dengan keyakinan
kelas yang disepakati. Dalam budaya positif ini penerapan segitiga restitusi menjadi
sangat penting dan sangat baik untuk diimplementasikan dalam mewujudkan budaya
positiif di sekolah sehingga pembentukan karakter peserta didik yang positif
akan dapat lebih mudah terwujud.
B. TUJUAN
1.
Mengimplementasikan budaya positif
dilingkungan SD Negeri Neglasari untuk membentuk profil pelajar pancasila.
2.
Menanamkan nilai kebajikan melalui keyakinan dan kesepakatan kelas yang sudah
disepakati bersama.
3.
Mengintegrasikan nilai-nilai profil pelajar
pancasila melalui budaya positif.
4.
Menggunakan segitiga restitusi sebagai
pendekatan dalam menyelesaikan permasalahan ketidakdisiplinan siswa.
5.
Menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri setiap
peserta didik.
6.
Melatih peserta didik dalam menemukan solusi dalam
menyelesaikan sebuah permasalahan yang
dihadapi.
C. TOLOK UKUR
1. Dapat diterapkannya penggunaan pendekatan
disiplin positif dalam menyelesaikan permasalahan ketidakdisiplinan peserta
didik.
2.
Dapat diimplementasikannya pendekatan segitiga
restitusi sebagai cara menangani ketidakdisiplinan siswa.
3.
Terbentuknya keyakinan dan kesepakatan kelas untuk mewujudkan budaya
positif.
4.
Terwujudnya budaya positif di kelas/sekolah
secara konsisten di setiap kelas.
E. DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN
1.
Adanya kolaborasi yang positif dengan orang
tua/wali peserta didik.
2.
Keteladanan yang dilakukan oleh seluruh warga
sekolah dalam menciptakan budaya positif di sekolah.
3.
Tersedianya sarana prasarana untuk menunjang
kelancaran dalam me
4.
Kerjasama Kepala Sekolah, Pendidik, dan Tenaga
Kependidikan agar dapat konsisten dalam menerapkan budaya positif
F. DESKRIPSI AKSI NYATA
Dalam melaksanakan aksi nyata ini,
saya memulai dari koordinasi dengan kepala sekolah dan berdiskusi dengan guru
lainnya. Kegiatan koordinasi ini saya
lakukan untuk menyampaikan perencanaan yang saya buat terkait aksi nyata 1.4 .
Aksi nyata ini terdiri dari dua kegiatan yang harus dikerjakan oleh para CGP.
Yang pertama mengimplementasikan budaya positif di kelas kita dan kedua
mendiseminasikan kembali kepada rekan guru lainnya sehingga budaya positif ini
dapat dilakukan di semua kelas.
Pada aksi nyata 1.4 ini yang terkait dengan implementasi
di kelas, saya membuat sebuah kesepatan dan keyakinan kelas sebagai dasar dalam
pelaksanaan budaya positif. Sedangkan dalam aksi nyata 1.4. terkait dengan
perencanaan Diseminasi Budaya Positif
yang diajukan terlaksana pada hari sabtu, 5 Agustus 2023 bertempat di SD Negeri
Mekarsari kecamatan Tanjungsari.
Selanjutnya kami mempersiapkan kegiatan diseminasi yang
meliputi, materi dalam bentuk power point, undangan, daftar hadir, dan lain –
lain yang disimpan di googledrive sehingga semua pendidik dapat melihat dan
mengunduhnya dengan seksama.
Kegiatan Diseminasi Budaya Positif
dihadiri oleh kepala sekolah dan seluruh
pendidik dan tenaga kependidikan dari SD Neglasari dan SDN Mekarsari. Dalam kesempatan
ini kepala sekolah menyampaikan bahwa
Diseminasi Budaya Positif merupakan kegiatan penting untuk dapat diikuti oleh semua
guru sehingga tidak kaku lagi dalam mendisiplinkan peserta didiknya dengan
menghindari sanksi atau hukuman.
Harapan Ibu Kepala Sekolah dari
pelaksanaan diseminasi budaya positif ini dapat dipahami oleh semua guru – guru
di SD Negeri Neglasari dan SD N Mekarsari sehingga dapat terimplementasikan
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh guru. Sehingga semangat dari
kurikulum merdeka dalam membentuk profil pelajar pancasila dapat terwujud.
G. HASIL DARI AKSI NYATA
Hasil dari aksi nyata yang dilakukan berupa diseminasi budaya positif menghasilkan sebuah pemahaman yang utuh bagi
para guru dalam melakukan proses pendisiplinan kepada peserta didik tanpa harus
dengan hukuman atau sanksi. Selain itu
para guru memiliki gambaran secara tekniksnya bagaimana melakukan pendekatan
strategi segitiga restitusi untuk mendisiplinkan peserta didik dengan konsep
budaya positif. Terkait dengan kesepakatan kelas dan keyakinan yang dibuat oleh
guru, para guru diberikan keleluasaan untuk berbagi ide dan gagasan dalam mengemukakan
contoh strategi kesepakatan atau keyakinan kelas yang akan dibuat di kelasnya
masing-masing sehingga dapat menunjang proses pembelajaran yang nyaman dan
menyenangkan serta berpihak pada murid.
H. PEMBELAJARAN YANG DI DAPAT DARI AKSI
NYATA
Pembelajaran
yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan aksi nyata ini kami dapat
berkolaborasi, bertukar ide gagasan dan saling mendukung dalam upaya
mengimplementasikan budaya positif di kelas.
Saya menyadari
bahwa untuk melakukan sebuah perubahan tidak cukup dilakukan sendiri namun
butuh dukungan dan kolaborasi dari rekan-rekan guru lainnya. Sehingga yang
menjadi visi dan misi sekolah dapat terwujud dan sebagai realisasi dari
prakarsa perubahan yang telah ditetapkan.
Hasil dari
refleksi maupun evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan, ada beberapa hal
yang memang harus diperbaiki. Pertama terkait dengan kepemimpinan pembelajaran,
guru harus mulai meningkatkan kekonsistenan untuk melakukan budaya positif di
kelasnya dengan berpedoman pada keyakinan kelas yang telah disepakatinya.
Terkait dengan rencana ke depan saya dan rekan guru di sekolah akan terus
berupaya menciptakan sebuah proses pembelajaran yang berpihak pada murid dan
dapat mengembangkan kompetensi yang dimiliki peserta didik sesuai dengan kodrat
alam dan kodrat zamannya.
Harapan saya bersama rekan
guru di sekolah di dalam implementasinya dalam menerapkan budaya positif dapat
terus dilakukan secara kolaboratif dan
mendapat dukungan dari kepada Sekolah. Selain itu seoga kedepannya akan banyak
pelatihan yang dapat diikuti oleh semua guru di sekolah kami sehingga dapat
menguatkan pemahaman saya terkait dengan budaya positif ini.
0 comments:
Posting Komentar