KOLEKSI BUKU

Halaman

Minggu, 13 Agustus 2023

ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.4

IMPLEMENTASI BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

 MELALUI KEYAKINAN KELAS DI SD NEGERI NEGLASARI

Disusun Oleh:

Septian Saepul Rohman, S.Pd.SD.,Gr  

Calon Guru Penggerak Angkatan 8  SD Negeri  Neglasari  Kec. Tanjungsari Kab. Bogor

 

 

A. LATAR BELAKANG

Di era saat ini, peserta didik kita  mengalami berbagai perubahan dalam cara mereka berinteraksi dengan lingkungan, belajar, dan berperilaku. Hal ini disebabkan oleh berbagai macam faktor diantaranya perkembangan teknologi dengan akses informasi yang begitu cepatnya serta pola interaksi signifikan pada media sosial.  Faktor-faktor tersebut menjadi latar belakang kondisi peserta didik kita saat ini mengalami  perubahan perilaku yang berbeda sehingga  perlu menjadi perhatian para pendidik untuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan proses pendidikan di sekolah. Berikut ini adalah penjelasan terkait dengan faktor tersebut:

 

1.      Perkembangan Teknologi:

Perkembangan  teknologi dan akses mudah ke internet telah mengubah cara peserta didik kita dalam  mendapatkan informasi, berkomunikasi, dan belajar. Banyak waktu yang mereka habiskan dengan penggunaan  perangkat digital, seperti smartphone, tablet, dan komputer. Hal ini telah berdampak pada perilaku mereka, termasuk pola tidur yang terganggu akibat waktu layar yang berlebihan dan peningkatan interaksi melalui platform media sosial sehingga hal ini berpengaruh terhadap gaya belajar mereka.

2.      Akses Informasi yang Cepat:

Semakin mudahnya informasi yang diperoleh peserta didik memiliki peluang untuk memperluas pengetahuannya di luar lingkungan sekolahnya. Namun dalam sisi negatifnya peserta didik kita berkaitan dengan dampaknya adalah dapat mendorong perilaku yang malas dalam berusaha  dan kurangnya ketekunan dalam menjalani proses belajar yang lebih utuh dan kompleks. Serta banyaknya konten dalam informasi tersebut yang bersifat negatif dan ditiru oleh peserta didik kita yang belum punya keyakinan dalam melakukan kekonsistenan dalam berperilaku positif.

 

Dengan berbagai faktor ini, perilaku peserta didik kita  di era saat ini menjadi semakin kompleks dan beragam. Pendidik, orang tua, dan masyarakat perlu berkolaborasi dan peduli untuk memahami perubahan ini dan memberikan proses pendidikan  yang tepat agar peserta didik kita  dapat mengembangkan perilaku yang positif, adaptif, dan mampu mengatasi permasalahan yang ditemuinya dalam  menghadapi tantangan zaman moderen.

Idealnya sebuah sekolah harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi peserta didik. Hal ini memiliki relevansi dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yang mengatakan bahwa pembelajaran itu harus berfokus pada perkembangan murid yang holistik baik itu yang bersifat kognitif maupun non kognitif.

Hal yang dapat kita mulai lakukan adalah mengimplementasikan budaya positif di sekolah Budaya positif di sekolah dapat dibangun dengan membentuk keyakinan kelas dan menerapkan segitiga restitusi. Dengan budaya positif kita akan mampu mendisiplinkan peserta didik tanpa hukuman dan pemberian reward bagi peserta didik yang berperilaku seuai dengan keyakinan kelas yang disepakati. Dalam budaya positif ini penerapan segitiga restitusi menjadi sangat penting dan sangat baik untuk diimplementasikan dalam mewujudkan budaya positiif di sekolah sehingga pembentukan karakter peserta didik yang positif akan dapat lebih mudah terwujud.

 

B. TUJUAN

1.   Mengimplementasikan budaya positif dilingkungan SD Negeri Neglasari untuk membentuk profil pelajar pancasila.

2.   Menanamkan nilai kebajikan melalui  keyakinan dan kesepakatan kelas yang sudah disepakati bersama.

3.   Mengintegrasikan nilai-nilai profil pelajar pancasila melalui budaya positif.

4.   Menggunakan segitiga restitusi sebagai pendekatan dalam menyelesaikan permasalahan ketidakdisiplinan siswa.

5.   Menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri setiap peserta didik.

6.   Melatih peserta didik dalam menemukan solusi dalam menyelesaikan sebuah  permasalahan yang dihadapi.

 

C. TOLOK UKUR

1.  Dapat diterapkannya penggunaan pendekatan disiplin positif dalam menyelesaikan permasalahan ketidakdisiplinan peserta didik.

2.   Dapat diimplementasikannya pendekatan segitiga restitusi sebagai cara menangani ketidakdisiplinan siswa.

3.   Terbentuknya keyakinan  dan kesepakatan kelas untuk mewujudkan budaya positif. 

4.   Terwujudnya budaya positif di kelas/sekolah secara konsisten di setiap kelas.

 

E. DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

1.    Adanya kolaborasi yang positif dengan orang tua/wali peserta didik.

2.    Keteladanan yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah dalam menciptakan budaya positif di sekolah.

3.    Tersedianya sarana prasarana untuk menunjang kelancaran dalam me

4.    Kerjasama Kepala Sekolah, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan agar dapat konsisten dalam menerapkan budaya positif

 

F. DESKRIPSI AKSI NYATA

Dalam melaksanakan aksi nyata ini, saya memulai dari koordinasi dengan kepala sekolah dan berdiskusi dengan guru lainnya. Kegiatan  koordinasi ini saya lakukan untuk menyampaikan perencanaan yang saya buat terkait aksi nyata 1.4 . Aksi nyata ini terdiri dari dua kegiatan yang harus dikerjakan oleh para CGP. Yang pertama mengimplementasikan budaya positif di kelas kita dan kedua mendiseminasikan kembali kepada rekan guru lainnya sehingga budaya positif ini dapat dilakukan di semua kelas.

Pada aksi nyata 1.4 ini yang terkait dengan implementasi di kelas, saya membuat sebuah kesepatan dan keyakinan kelas sebagai dasar dalam pelaksanaan budaya positif. Sedangkan dalam aksi nyata 1.4. terkait dengan perencanaan  Diseminasi Budaya Positif yang diajukan terlaksana pada hari sabtu, 5 Agustus 2023 bertempat di SD Negeri Mekarsari kecamatan Tanjungsari.

Selanjutnya kami mempersiapkan kegiatan diseminasi yang meliputi, materi dalam bentuk power point, undangan, daftar hadir, dan lain – lain yang disimpan di googledrive sehingga semua pendidik dapat melihat dan mengunduhnya dengan seksama.

Kegiatan Diseminasi Budaya Positif  dihadiri oleh kepala sekolah dan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan dari SD Neglasari dan SDN Mekarsari. Dalam kesempatan ini kepala sekolah  menyampaikan bahwa Diseminasi Budaya Positif merupakan kegiatan penting untuk dapat diikuti oleh semua guru sehingga tidak kaku lagi dalam mendisiplinkan peserta didiknya dengan menghindari sanksi atau hukuman.

Harapan Ibu Kepala Sekolah dari pelaksanaan diseminasi budaya positif ini dapat dipahami oleh semua guru – guru di SD Negeri Neglasari dan SD N Mekarsari sehingga dapat terimplementasikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh guru. Sehingga semangat dari kurikulum merdeka dalam membentuk profil pelajar pancasila dapat terwujud.

 

 

G. HASIL DARI AKSI NYATA

Hasil dari aksi nyata yang dilakukan berupa  diseminasi budaya positif  menghasilkan sebuah pemahaman yang utuh bagi para guru dalam melakukan proses pendisiplinan kepada peserta didik tanpa harus dengan hukuman atau sanksi.  Selain itu para guru memiliki gambaran secara tekniksnya bagaimana melakukan pendekatan strategi segitiga restitusi untuk mendisiplinkan peserta didik dengan konsep budaya positif. Terkait dengan kesepakatan kelas dan keyakinan yang dibuat oleh guru, para guru diberikan keleluasaan untuk berbagi ide dan gagasan dalam mengemukakan contoh strategi kesepakatan atau keyakinan kelas yang akan dibuat di kelasnya masing-masing sehingga dapat menunjang proses pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan serta berpihak pada murid.

 

H. PEMBELAJARAN YANG DI DAPAT DARI AKSI NYATA

Pembelajaran yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan aksi nyata ini kami dapat berkolaborasi, bertukar ide gagasan dan saling mendukung dalam upaya mengimplementasikan budaya positif di kelas.

Saya menyadari bahwa untuk melakukan sebuah perubahan tidak cukup dilakukan sendiri namun butuh dukungan dan kolaborasi dari rekan-rekan guru lainnya. Sehingga yang menjadi visi dan misi sekolah dapat terwujud dan sebagai realisasi dari prakarsa perubahan yang telah ditetapkan.

 

I. RENCANA PERBAIKAN

Hasil dari refleksi maupun evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang memang harus diperbaiki. Pertama terkait dengan kepemimpinan pembelajaran, guru harus mulai meningkatkan kekonsistenan untuk melakukan budaya positif di kelasnya dengan berpedoman pada keyakinan kelas yang telah disepakatinya. Terkait dengan rencana ke depan saya dan rekan guru di sekolah akan terus berupaya menciptakan sebuah proses pembelajaran yang berpihak pada murid dan dapat mengembangkan kompetensi yang dimiliki peserta didik sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.

Harapan saya bersama rekan guru di sekolah di dalam implementasinya dalam menerapkan budaya positif dapat terus dilakukan secara kolaboratif  dan mendapat dukungan dari kepada Sekolah. Selain itu seoga kedepannya akan banyak pelatihan yang dapat diikuti oleh semua guru di sekolah kami sehingga dapat menguatkan pemahaman saya terkait dengan budaya positif ini.

 

 

 

J. DOKUMENTASI KEGIATAN MEMBUAT KEYAKINAN KELAS






K. DOKUMENTASI  KEGIATAN  DISEMINASI BUDAYA POSITIF 





0 comments:

Posting Komentar